Pusparagam sajak ekspedisi 2023

Dalam perjalanan saya selama satu tahun lalu menurut waktu penanggalan masehi, ada banyak karya tulis dalam bentuk puisi maupun sajak singkat yang telah saya rangkum ke dalam pusparagam ekspedisi 2023, tentang apapun itu tanpa terkecuali baik tertulis sebab kejemuan yang nyata atau didasari ragam gramatikal yang sedang baik-baik saja, tercatat dan hadir sesuai dengan keadaan hati serta kondisi nya masing-masing, beberapa sajak tersebut diantaranya:

1. Bendera merah, Senandung kota tua 

Di kota tua damai, waktu berjalan lambat,

Di lorong penuh sejarah, langkahku terhenti.

Jendela tua bersaksi bisu tentang masa lalu,

Dinding batu berseru kisah terlupakan.

Cobblestone menari di bawah cahaya senja,

Menyapa langkah kehangatan keindahan.

Bendera merah itu lambai bunga berbisik,

Cerita masa lalu tertanam dalam akarnya.

Suara langkah kaki menjadi melodi,

Menyatu riuh rendah taman negeri turki

Menghidupkan keceriaan di sudut kota

Mengalir seperti sungai yang tak tergesa.

Biarlah jiwaku terbang bebas, 

Merasakan kedamaian di setiap sudut,

Di kota tua yang damai, 

Di mana waktu tersenyum penuh kasih.

(3 Januari 2023, Miniatürk Park, Beyoğlu )

2. Sepeda antik 

Di sudut pulau puteri indah sana,

Berderaplah sepeda ontel dengan gemanya.

Roda besarnya memutar irama sejarah,

Mengukir jejak waktu di jalur yang dijelajah.

Kursi kulit tua menawarkan kenyamanan,

Menuntun penumpang ke lorong bersejarah.

Pedalnya diputar penuh kegembiraan,

Sepeda ontel, pengembara setia kenangan.

Belnya berdenting dengan riang di tikungan,

Mengajak bernostalgia, di pulau puteri itu.

Melintasi pasar kecil dan warung kuno

Tak ada kecepatan yang menghantui,

Tak ada kejar-kejaran waktu,

Hanya senyuman di wajah yang menikmati.

Hanya sepeda ontel yang tahu rahasia sejati,

Pulau puteri, tempat sepeda  berkecepatan.

Biarlah roda besarnya mengantar jauh,

Di pulau, sepeda ontel adalah sahabat sejati.

Menikmati angin senja yang lembut,

Menembus sejarah yang usang,

Sepeda ontel,

 Ikon damai di antara gemuruh modernitas.

(2 Februari 2023, Adalar Müzesi, Büyük Ada)

3. Salju perdana pembawa gembira

Melihat salju turun pertama kali itu rasanya indah banget, dan tidak bosan untuk menggenggam serta  bermain dengan bola saljunya, akan tetapi hawa dingin dan hembusan anginnya ternyata membuat kulit terasa mati karena saking dinginnya, kepala serasa pusing karena suhunya, bibir pecah-pecah karena kering, namun dibalik itu semua, ada bahagia yang menutupi, ya mungkin karena menjadi momen pertama untuk kita yang belum pernah melihat fenomena ini sebelumnya.

(Dikutip dari tulisan: Salju Pertama, 9 Februari 2023)

4. Dari jendela apartemen

Tentang hari ini membuat kepala pusing,

Membuat jantung tak berhenti berdebar,

Membuat kaki tak mau berdiam,

Membuat mata tak mau terpejam,

Membuat tangan tak mau berulah.

Sekian lama nikmat yang kau berikan 

Hanya menjadi definisi,

Syukur..

Tanpa didasari bahwa nikmat-Mu

Sungguh luar biasa bagi makhluk-Mu

Meski raga ingin tetap tinggal,

Namun jiwa ingin pergi,

Syukuri nikmat-Nya sebelum tiba akibat-Nya

Jangan mudah lelah, kamu kuat,

Kamu bisa..

(21 Februari 2023, Apartemen Levent)

5. Langkah Baru Menapak Tilas 

Dari jendela lama ku melihat senja,

Menyapamu, rumah lama, dalam cinta yang tulus.

Namun, angin membisikkan panggilan yang baru,

Pindahlah, kini waktunya menuju tempat yang teduh.

Apartemenku lama, dengan kenangan dan cerita,

Aku melangkah, membawa hati yang penuh harapan.

Menuju rumah baru, tempat cinta akan mekar,

Di setiap sudut, damai merayakan kehadiran.

Pintu baru terbuka, menyambut langkahku,

Sebuah jendela memeluk cahaya yang baru.

Dari lorong baru, kesejukan embun pagi,

Menghantarkan kehidupan dalam genggaman tangan.

Tinggallah kenangan, di tempat tinggal lama yang dulu,

Namun, di sini, di rumah baru, terbentanglah masa depan.

Dengan setiap langkah, dengan setiap nafas,

Pindahlah, dan temukan kenyamanan di pelukan yang baru.

(3 Maret 2023, Vefa Suleymaniye, Fatih )


6. Romadhon beserta Keutamaannya

Dalam bumi asing, di bawah langit yang berbeda,

Seorang pemuda mengarungi puasa di bulan yang mulia.

Dengan hati yang penuh ragu, tapi penuh tekad,

Dia menjalani Ramadan di tanah yang tak dikenal.

Aroma rempah dan warna-warni pasar menjelang berbuka,

Menyambutnya dalam keajaiban tradisi yang baru.

Di balik keramaian kota yang asing baginya,

Dia merangkul puasa dengan ketulusan dan semangat.

Dia memandang, menantikan adzan yang memecah keheningan.

Dalam doa dan kesederhanaan, dia merasakan kehadiran Tuhan,

Meskipun di tanah orang, hatinya penuh ketenangan.

Di meja berbuka, makanan asing menggoda indera,

Namun, dalam puasanya, dia menemukan kekayaan yang sejati.

Bukan hanya melawan rasa lapar dan dahaga,

Tetapi memahami arti kesyukuran dan pengorbanan.

Di malam Ramadan yang tenang dan penuh berkah,

Dia menemukan keindahan dalam bulan yang penuh cinta.

Meski jauh dari kampung halamannya,

Puasa pertamanya di negeri orang memberinya pelajaran berharga.

Dengan setiap waktu yang berlalu, dia merangkai kenangan,

Puasa di tanah asing, menjadi perjalanan spiritual yang memuliakan.

Puasa di bulan Ramadan, mengajarkannya cinta dan kasih sayang.

(4 April 2023, Sultanahmet Cami, Istanbul)

7. Senyum

Kompetisi senyum dimulai!

Berapa lama kau bertahan

Mempertahankan senyummu itu

Atau apakah kamu sudah yakin mengikuti kompetisi ini?

Dilihat dari keseharian mu yang sporadis itu

Aku tidak yakin kau akan menang

Ada apa dengan mu?

Sedang melankolia kah kau? Jika iya..

Bersegeralah untuk belajar tersenyum,

Sebelum senyum itu andam karam

Jika benar, senyum itu telah lenyap,

Habislah kau..

(3 Mei 2023, Ayasofia Cami, Istanbul)

8. Tentang Kegagalan

𝘉𝘦𝘳𝘪𝘣𝘶 𝘥𝘪𝘬𝘴𝘪 𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘪 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭
𝘈𝘵𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨
𝘔𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘳𝘨𝘦𝘯𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪
𝘉𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶..
𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘯𝘦𝘴𝘵𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘶
𝘛𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘸𝘪𝘸𝘦𝘬𝘢.. 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪-𝘩𝘢𝘵𝘪
𝘙𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘭𝘢𝘻𝘶𝘢𝘳𝘥𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭, 𝘚𝘶𝘫𝘢𝘯𝘢 𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘪𝘫𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘵𝘪𝘬 𝘪𝘯𝘪
𝘎𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘭𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘮𝘶, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘣𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘰𝘳𝘢𝘬 𝘳𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘶..
𝘐𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘯
𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘰𝘵𝘪𝘷𝘢𝘴𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘶 𝘋𝘪𝘱𝘦𝘳𝘥𝘰𝘮!!
𝘛𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘐𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘧𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘱𝘰𝘴𝘪𝘵𝘪𝘧 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭
𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘸𝘢𝘮, 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯, 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘯𝘪𝘯𝘥𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘴𝘸𝘢𝘳𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘭𝘢..𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘶

(12 Juni 2023, Istanbul Universitesi Kütüphanesi )

9. Gelap

Semenanjung harapan teriris kenyataan
Berat aksara untuk mengukir
Hilang jati diri termakan bayangan
Cahaya penerang Anindita terlihat
Berbeda dengan baswara yang bersembunyi
Tak berani memperlihatkan diri karena ternoda
Bianglala yang selalu memotivasi menambah percaya
Gelap tetap menyala, dan tak akan sirna.

(30 Juni 2023, Lokal, Vefa suleymaniye, Istanbul)

10. Klandestin : Hal yang tersembunyi 

kusimpan rahasia secara gela
diam diam ku sembunyikan dari apapun
kelabu dimalam hari bersama dersiknya
desir bunyi angin menenangkan jiwa
dibawah pelita perpus terpantau lunglai
ramai kirana menemani mereka
tetap saja sepi terasa diantara ramai nya
merapah jauh dengan satu niat, belajar.
belasan tahun bermimpi, ajar pun kemari
tak mudah tak juga rumit, anca pasti ada
Rintangan..kalau tak paham makna nya
rahasia tadi, itu adalah rintangan kali ini
ku usahakan untuk men-klandestin-kan
sekuat tenaga kurahasiakan
anggap wajar saja, ini masa pendidikan
tak ada yang santai santai aja dalam hal
menuntut, mencari, mengenyam, wiyata
demi jerembah cita, jelampah masalah
tak apa, sabar, lewati, ikhlas, Nerimo..

(9 Juli 2023, Dil Merkezi istanbul üniversitesi)

11. Sayap Garuda yang Patah

Terbebaskan dari ribuan belenggu ratusan waktu, dihempas dicambuk diperbudak orang biadab tak bermartabat, lahir jutaan pribumi yang bangkit untuk berjihad, merampas wibawa mengambil kembali kekuasaan, membuktikan bahwa tanah air mahal harganya, semahal jiwa dan raga, seharga nyawa taruhannya.

Hari itu, jeritan para Romusha sirna, antek-antek Londo hanya tersisa jejaknya, kerja Rodi tertimbun tanah, Nippon pun terbenam tak menunjukkan terbitnya, pribumi memperlihatkan senyum dan tawanya, syukur dimana-mana, berdaulat lah suatu negara.

Berkala besi dilahap karat, bermasa kayu menjadi rapuh, beda zaman beda tekanan, lain waktu lain pula penanganannya, dulu berdaulat, kini melemah, Garuda telah terbang mencapai kemampuannya, dijatuhkan oleh sayap sendiri, dua sayap yang tak satu pemahaman, yang tak selaras keinginan, menghancurkan dan meleburkan sendiri tubuh kuatnya, lupa akan wibawa dan kepribadian nya, Marwah habis di telan nyawa sendiri.

(17 Agustus 2023, KJRI, Istanbul)

12. Ikhlas sejalan dengan kemuliaan 

Kemuliaan sejati terletak dalam keikhlasan hati. Ikhlas adalah sinar kehangatan yang mengalir dalam tindakan kita tanpa pamrih. Saat seseorang dengan tulus memberikan bantuannya kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan atau pujian, itulah saat kemuliaan sejati terpancar. Keikhlasan adalah tindakan tulus yang memanifestasikan kebaikan sejati dalam diri kita. Ia membawa kehangatan ke dalam hubungan manusia, menciptakan ikatan yang mendalam, dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama. Keikhlasan adalah ladang kemuliaan yang penuh dengan bunga-bunga kasih sayang, dan saat kita berjalan di ladang itu, kita merasakan kehangatan yang tak tergantikan, karena keikhlasan adalah puncak dari kebaikan yang tulus dari hati.


(19 September 2023, Masjid Kampus Teologi)

13. Palestina: Hati yang terluka

Di bawah langit biru, Palestina menangis,
Tanah yang subur, rakyat yang berjuang,
Mereka bermimpi tentang perdamaian yang hilang,
Dalam pertempuran yang tak pernah mereda.

Jerusalem, kota suci yang terusik,
Dalam konflik yang tak pernah usai,
Hati mereka penuh dengan harapan,
Untuk masa depan yang lebih cerah.

Tetesan air mata mengalir di gaza,
Di antara reruntuhan dan kepedihan,
Namun, semangat mereka tetap kokoh,
Menghadapi cobaan yang tak berkesudahan.

Kami berdiri bersama, untuk Palestina yang terluka,
Berdoa untuk perdamaian dan cahaya,
Semoga suatu hari, tanah ini bebas,
Dengan cinta dan perdamaian yang menyentuh hati.

(10 Oktober 2023, depan gerbang istanbul universitesi)

14. Jembatan Malam, sebuah tawa & Tanggung Jawab

Tawa, melodi yang riang di panggung kehidupan, Merayap lembut, mengusir kelam dan sepi. Dalam seraknya, terbuka pintu kebahagiaan, Sejuta nuansa, tersimpan dalam simpul bibir.

Ia adalah bahasa tanpa kata, tetapi penuh makna, Menyatu dalam detak jantung setiap insan. Tertawa, menyiratkan kebebasan tanpa batas, Mengikis beban, menciptakan ruang yang luas.

Tawa anak-anak, seperti kilau bintang di malam gelap, Membawa cerita keajaiban dan impian tak terhingga. Tawa dewasa, mengukir perjalanan hidup, Menyimpan kisah dalam getaran gelak yang tulus.

Dalam tawa, tercipta kebersamaan yang abadi, Merajut ikatan antara hati yang satu dan lainnya. Sebab tawa bukan hanya bunyi, tapi sentuhan jiwa, Menyinari setiap sudut kehidupan dengan cahaya suka cita.

(29 November 2023, Kedutaan Besar RI, Ankara)

15. Sobekan Foto lama

Di kanvas kenangan, gambarmu tergores, Sobekan foto mengisahkan cerita yang tersembunyi. Setiap robekan, sejuta kenangan terpatri, Seperti luka di hati, tak terlupakan dan terhenti. Wajah yang tersobek, senyum yang terpecah, Seakan menggambarkan perpisahan yang dalam. Namun, dalam kehancuran itu terbersit harapan, Bahwa lembaran baru kan terbentang, menghias kisah. Sobekan-sobekan itu bagai puisi tak terucap, Mengurai cerita, meretas sepi yang terpendam. Dalam setiap garis yang terputus, terdapat arti, Sebuah kisah yang terus berlanjut, meski terbelah. Seperti helai-helai kenangan yang terhempas angin, Foto yang sobek, namun kenangan tetap abadi. Dalam kekusutan itu, terbentuk keindahan, Sebuah puisi tentang perjalanan yang tak terlupakan.


(30 November 2023, Sabiha Gokcen Airport)

16. Inspirasi

Dalam satu akhir pekan yang sunyi, dia memutuskan untuk menyisihkan waktu untuk dirinya sendiri. Maya memilih berjalan-jalan di taman kota yang indah, menikmati bunga-bunga yang bersemi. Waktu luangnya diisi dengan melukis dan menulis, memberikan kehidupan baru pada kreativitasnya yang tertidur.

(2 Desember 2023, Vefa Suleymaniye, Istanbul)

17. Mata yang sakit, Puisi tentang Harapan

Dalam kegelapan mata yang letih, Merintih dalam sepi yang tak terucap, Bayangan kabur, langkah terhenti, Noda kelabu merayap, tawa pun terdiam.

(15 Desember 2023, Fener Rum Lisesi, Balat, Fatih, Istanbul)

18. Mata yang sakit, Puisi tentang Harapan 2

Dalam kelopak yang lelah terbuka, Sakit merajai, serasa terperangkap, Puitis luka, puisi terukir, Mata yang sakit, hening dalam derita.

(16 Desember 2023, Taksim Square, Beyoglu, Istanbul)

19. Mata yang sakit, Puisi tentang Harapan 3

Tetesan peluh, rintihan bisu,

Mengalir di mata yang teriris, Menyusuri jalan kelam tanpa arah,
Dalam kepedihan, puisi tergurat

(16 Desember 2023, Vezneciler Istasyonu, Istanbul)

20. Mata yang sakit, Puisi tentang Harapan (Hari kelahiran)

Namun, dalam kesakitan terdalam, Ada kekuatan yang muncul,
Seperempat perjalanan dari hidupmu, 
Semoga sudah siap untuk menghadapi apapun yang terjadi selanjutnya. 
Alam yang memberikan tangis bahagia dalam merayakan hari kelahiran mu, 
Dengan serta-merta menunjukkan kasih sayang nya. 
Waktu pun mempertemukan mu dengan orang-orang mulia sekaligus panutan seorang guru, Tidak lain untuk menjadikan itu semua sebagai pondasi dan bekal nantinya Mata yang sakit pun menatap harapan, Puisi hidup di antara redupnya pandangan.

(16 Desember 2023, Ruang Belajar Asrama, Istanbul)

21. Sholat dan Ibadah dari Seorang anak Kecil

Di ruang sunyi, di waktu senja merona,
Anak kecil, hati suci, bersama ayahnya,
Sholat bersama, langit menyaksikan,
Ikatan doa, melingkupi, erat merangkai.

Langkah kecilnya, di atas karpet warna,
Ayahnya memandu, tulus dalam doa,
Wajah mungilnya, penuh keseriusan,
Bersujud bersama, cinta dan pengabdian.

Dalam bisikan ayah, bimbingan lembut,
Mengajar tentang hidup, tentang cinta-Nya,
Sholat tak hanya gerakan, tetapi pelajaran,
Anak dan ayah, satu rasa dalam rukun iman.

Di sajadah bersama, bunga-bunga doa mekar,
Anak kecil dan ayah, hati penuh kasih,
Mengukir kenangan, di kamar suci hati,
Sholat bersama, tanda cinta tak terlukis mati.

Dalam gemericik air wudhu dan doa,
Mereka terhanyut, bersama dalam rahmat,
Anak kecil dan ayah, simpul ikatan kudus,
Sholat, bukan sekadar ritual, tapi kisah cinta abadi.

(23 Desember 2023, Fatih Camii, Fatih, Istanbul)

22. Obito Uchiha: Kesembuhan Dan Kekuatan

Dalam kegelapan malam, hati Obito terbelenggu, Di alam bayang, rasa kehilangan merajalela. Mata yang dulu bersinar seperti bintang, Kini tergores luka, dendam yang membara. Jejak langkahnya di antara kehidupan dan kematian, Puisi pahit, bagai lagu kelam yang dinyanyikan oleh alam. Di dunia yang teriris oleh perang dan penyesalan, Obito mencari makna, menemukan arti dalam kehampaan. Namun cahaya teman, selembut bayangan senja, Mengubah takdir, membuka jalan bagi pemulihan. Puisi ini melukiskan perjalanan Obito, Dari kegelapan menjadi cahaya, dari luka menjadi harapan. Di balik topeng kepedihan, di balik segala duka, Hidup Obito mengajarkan: cinta dan kebaikan tak pernah mati.

(29 Desember 2023, Uskudar Genclik Merkezi, Istanbul)

23. Heningan Untuk Tahun 2024 Masehi

Dengan hati terbuka dan pikiran yang penuh rasa syukur. Jadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran, setiap tantangan sebagai peluang, dan setiap momen sebagai kesempatan untuk tumbuh. Semoga perjalanan kedepan membawa kebahagiaan, kedamaian, dan pencapaian yang luar biasa.

(01 Januari 2024, Kutuphane, Vefa Suleymaniye, Istanbul)

Komentar

Popular Posts

Ada Kalanya Kita Butuh Bercerita.

Resensi Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat