Hari dimana ketika saya bertemu dengan seorang teman, jarang bertemu tetapi tetap saling berkomunikasi, tinggal di satu daerah yang sama tak begitu jauh, hanya saja karena kegiatan dan kesibukan yang dimiliki oleh masing-masing dari kita berbeda sehingga tidak sering berjumpa. Dalam kesempatan itu, banyak hal yang bisa saya dapatkan, mulai dari saling bertukar pikiran, pengalaman, sampai masalah yang sedang kita alami, pertemuan ini berlangsung tak begitu singkat, dengan suasana di kabin kapal yang mengarungi laut Marmara, semua perbincangan itu terasa murni dari lubuk hati seorang kawan perjuangan yang tidak ada niatan untuk membual, bukan sekadar tong kosong nyaring bunyinya dan mungkin bisa dibilang sebagai momen siraman rohani yang dapat menginspirasi satu sama lain. Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda di setiap jalan hidupnya, ini adalah poin pertama dalam perbincangan kami, satu di antara kita ada yang memiliki masalah cukup besar dari yang lain, yang berkaitan dengan
Bersikap Bodo Amat Tak Selamanya Negatif Judul Buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Judul Asli : The Subtle Art Of Not Giving F*ck Penulis : Mark Manson Penerjemah : F. Wicaksono Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO) Presensi : Zuhal Azzamul A'la, Mahasiswa Istanbul University Buku ini adalah salah satu karya tulis dari seorang blogger terkenal amerika serikat, bernama Mark Manson. ia menuliskan sebuah buku berupa self improvement, buku ini menceritakan beberapa tokoh beserta masing-masing kehidupannya, seperti seorang bernama Charles Bokowski seorang pecandu alkohol, senang bermain perempuan serta pejudi kronis, kasar, kikir dan tukang utang. demikian juga Jimmy atau William James seorang motivator yang tidak pernah menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, begitu juga dengan Hiro Oonada seorang prajurit jepang yang setia dengan kaisarnya hingga lama tinggal di hutan rimba, dan yang terakhir di sebu
Dalam perjalanan saya selama satu tahun lalu menurut waktu penanggalan masehi, ada banyak karya tulis dalam bentuk puisi maupun sajak singkat yang telah saya rangkum ke dalam pusparagam ekspedisi 2023, tentang apapun itu tanpa terkecuali baik tertulis sebab kejemuan yang nyata atau didasari ragam gramatikal yang sedang baik-baik saja, tercatat dan hadir sesuai dengan keadaan hati serta kondisi nya masing-masing, beberapa sajak tersebut diantaranya: 1. Bendera merah, Senandung kota tua Di kota tua damai, waktu berjalan lambat, Di lorong penuh sejarah, langkahku terhenti. Jendela tua bersaksi bisu tentang masa lalu, Dinding batu berseru kisah terlupakan. Cobblestone menari di bawah cahaya senja, Menyapa langkah kehangatan keindahan. Bendera merah itu lambai bunga berbisik, Cerita masa lalu tertanam dalam akarnya. Suara langkah kaki menjadi melodi, Menyatu riuh rendah taman negeri turki Menghidupkan keceriaan di sudut kota Mengalir seperti sungai yang tak tergesa. Biarlah jiwaku terbang
Komentar
Posting Komentar