Ada Kalanya Kita Butuh Bercerita.

 Hari dimana ketika saya bertemu dengan seorang teman, jarang bertemu tetapi tetap saling berkomunikasi, tinggal di satu daerah yang sama tak begitu jauh, hanya saja karena kegiatan dan kesibukan yang dimiliki oleh masing-masing dari kita berbeda sehingga tidak sering berjumpa. Dalam kesempatan itu, banyak hal yang bisa saya dapatkan, mulai dari saling bertukar pikiran, pengalaman, sampai masalah yang sedang kita alami, pertemuan ini berlangsung tak begitu singkat, dengan suasana di kabin kapal yang mengarungi laut Marmara, semua perbincangan itu terasa murni dari lubuk hati seorang kawan perjuangan yang tidak ada niatan untuk membual, bukan sekadar tong kosong nyaring bunyinya dan mungkin bisa dibilang sebagai momen siraman rohani yang dapat menginspirasi satu sama lain.

 Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda di setiap jalan hidupnya, ini adalah poin pertama dalam perbincangan kami, satu di antara kita ada yang memiliki masalah cukup besar dari yang lain, yang berkaitan dengan izin tinggal di negeri orang, negeri yang kami tinggali saat ini, kawan satu ini telah dipaksa keadaan untuk pulang kembali ke Indonesia setelah beberapa bulan menginjakkan kaki di negeri antah berantah ini sebab setelah sekian purnama pun izin tinggalnya tidak disetujui oleh pihak yang berwenang, dengan menerima alasan yang tak jelas ini kawanku pulang menuju kampungnya untuk kembali mengurus visa pelajar yang telah habis masa berlakunya, bagi kita yang statusnya hanya seorang pelajar dan tidak neko-neko untuk datang kemari, harus dipusingkan dengan pengurusan izin tinggal  adalah sesuatu yang di luar dugaan tentunya. Di sisi lain, salah satu teman juga memiliki masalah yang berbeda, berkaitan dengan statusnya di kampus universitas yang ia jalani sekarang, ia diberangkatkan dari kampung halamannya menuju negeri yang jauh ini untuk melanjutkan studinya di fakultas yang pembelajarannya bersifat daring (dalam jaringan) atau online, dan hanya setara dengan D3, ini yang menuntutnya hingga saat ini untuk terus mencari fakultas dan universitas yang sesuai dengan kapasitas S1 pada umumnya. Dan, ada juga teman yang masalahnya berhubungan dengan tempat tinggal, ya.. beberapa bulan lalu, ia diminta oleh pemilik apartemen untuk meninggalkan apartemennya yang telah lama ia tinggali tersebut, mungkin karena dengan beberapa alasan yang dimiliki pemilik apartemen, kawan satu ini harus pindah dan berusaha untuk mencari tempat tinggal yang baru lagi. Kita semuanya tahu, ketika sudah pergi merantau dan jauh dari orang tua, ada hal berupa misi ataupun tujuan yang kita bawa untuk ditunjukkan kepada kedua orang tua kita nantinya di akhir perjuangan kita, itulah sebabnya, mereka, kawan-kawanku tadi, tidak berhenti dan putus asa begitu saja di masalah-masalah tadi, melainkan tetap untuk saling support satu sama lain.


 Kita tidak akan diuji di luar batas kemampuan kita, ini adalah poin selanjutnya dari perbincangan kami di atas kabin kapal itu. Sejatinya dalam hidup, kita tidak mungkin bisa lepas dari sebuah masalah, satu masalah selesai, maka bersiaplah untuk menerima masalah baru yang akan datang, bisa lebih ringan atau bahkan lebih berat, jika membicarakan masalah hidup, ingatlah bahwa Allah SWT menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 286 yang artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." dari ayat ini kita dapat memahami bahwa batas kemampuan setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi ujian dari Allah SWT, ayat tersebut juga menjadi pengingat kepada kita semua saat sedang terpuruk dan banyak beban hidup, maka dari itu kita harus tetap melibatkan Allah dalam setiap masalah yang selalu silih berganti.

 Terakhir, bagaimanapun masalah yang saya atau kawanku rasakan, semua itu akan menjadi pengalaman yang mahal harganya, lihatlah, temanku yang pertama tadi, ia sanggup untuk membulatkan tekadnya untuk berusaha kembali ke negeri nan jauh ini demi niatnya menuntut ilmu dengan tulus meskipun banyaknya masalah yang datang dari luar dugaannya, dan itu terjadi, saat ini ia duduk bersamaku menceritakan pengalamannya, temanku yang kedua itu, saat ini ia berhasil mendapatkan kampus di universitas yang sesuai dengan kesetaraan sarjana pada umumnya, setelah melewati berbagai drama ujian penerimaan kampus berkali-kali, serta temanku yang satu lagi, ia bisa menemukan apartemen yang cukup baik dan bagus untuk ditinggali sementara waktu ini, karena dengan adanya usaha untuk menemukannya ia bisa menemukan apartemen itu. Dan semua itu, bisa dilalui karena satu hal pastinya, mereka tetap melibatkan Allah SWT dalam setiap masalahnya, seiring dengan janji Allah atas ujian bagi setiap manusia yang ditegaskan dalam ayat lainnya. Allah berfirman, "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."  

 Dan, terima kasih untuk pengalam serta ceritanya.

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Resensi Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Pusparagam sajak ekspedisi 2023